Nonton Jaranan

Jaranan itu…. Kesenian tradisional seperti apa ya? Meskipun sering ada yang mempertunjukkan kesenian jaranan di daerah tempatku tinggal, aku ga pernah tertarik untuk nonton. Dasarnya ga suka di keramaian begitu, dan kayaknya ga berkesan buatku. Diajak nonton jaranan sama tetangga yang lain juga ga pernah mau, soalnya pasti ngajaknya malam hari. Males ah, takut pulangnya kemalaman.

Lalu Senin malam, Emak ngajak nonton. Berhubung saat itu lagi pemadaman listrik, bosan juga kalau cuma di rumah aja. Ya jadilah, bareng sepupu dan tetangga nonton jaranan di balai desa. Sedikit penasaran juga, soalnya selalu ditanya ibu-ibu, “ndak nonton jaranan bareng cowokmu toh, dik?” Ibu-ibu agak kepo, biasa hahaha. Aku jadi kepingin tahu apa bagusnya nonton jaranan itu.

Lalu ketika sampai di lokasi kala itu jam 8.30 malam, jejeran motor diparkir di luar pagar halaman balai desa. Di sekitarnya juga banyak pedagang menjajakan makanan dan minuman, tapi kami datang tentu aja bukan untuk makan donk.. Hehe. Iringan musik lumayan heboh suaranya, tapi belum ada tuh tanda-tanda akan di mulai. Katanya sih tadi sudah keluar, tapi penarinya masuk lagi mau dandan. Ga taulah aku, ga ngerti euy. Biasanya kalo nonton joget Bali sih wajar-wajar aja yang menari lama dandannya. Berhubung aku belum pernah nonton jaranan, meskipun kesal nunggunya at least bisa liat sebentar lah.

Jam 10 malam, baru para penari keluar dari tirai merah di samping pemusik. Kalau ga salah ada 5 pasang, 2 pasang berbaju biru dan yang 3 merah. Kata sepupu yang biru itu penari senior, mungkin dia lebih ngerti kali. Aku sih manggut-manggut aja. Kerumunan yang tadinya pergi menjauh saking kelamaan nunggu pun berkumpul lagi mengelilingi pagar pembatas yang mengelilingi tempat penari akan pentas. Begitu gamelan mulai bermain, mereka pun akhirnya menari. Lengkap dengan kuda dan pecutnya, yang suara pecutannya bikin aku kaget di awal-awal. Kalau dari yang aku tonton, kurang kompak sebenarnya. Ada yang antusias sekali menari, ada pula yang salah terus dan sering tertinggal dengan yang lain. Cuma yaa.. Lama, agak membosankan. Semua gitu sih aslinya, baik joget Bali, atau Barongnya, termasuk juga jaranan. Waktu tiba-tiba gerakan tari mulai berubah jadi aksi pecut-pecutan, eehh.. Seru juga nih. Beberapa konsisten memecut dengan semangat, tapi ada dua penari yang cuma sekedar bergerak saja tapi ga benar-benar mecut. Waktu lari berpindah tempat beberapa kali pun dua penari itu cuma jalan, ga menari dengan benar. Lucu deh pokoknya sampai aku ketawa, walaupun cuma sebentar.

Ketika irama tabuhan berubah, tiba-tiba suasana jadi lumayan seram. Dua penari berbaju biru kesurupan (?), kemudian di susul sekitar 3 orang dari kerumunan penonton. Mereka semua melakukan gerakan aneh, ada yang tengkurap, lalu ada yang melata sambil lidahnya terjulur, ada pula yang meliuk kesana kemari. Tapi setelah itu mereka menari diiringi musik tabuhan, kadang-kadang sambilan bergerak aneh macam hewan. Irama musik yang sama berulang sekitar 3 kali dan hal yang sama terjadi pula, sehingga kami akhirnya memutuskan untuk pulang berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Lagian dari tadi sebenarnya aku sudah capek berdiri terus, belum lagi ngantuknya itu. Minimal sudah pernah nonton meskipun belum bikin aku terkesan. Hahaha.

Tapi ada bagusnya sih tontonan seperti itu digelar, apalagi untuk aku yang awam dengan kesenian tradisional. Mungkin kalau ada yang lebih bagus lagi dan aku berkesempatan untuk nonton, bolehlah sebagai hiburan. Daripada nganggur kan ya. 😆

19 pemikiran pada “Nonton Jaranan

  1. banyak tradisi di indonesia dekat dengan dunia magis ya. gak hanya jaranan, debus contoh lainnya. dan biasanya pertunjukkannya lama banget, yg nonton berdiri pasti capek

  2. Itu ada acara apa sih koq pakai pertunjukan begitu? Atau memang cuma show aja?
    Aku pernah beberapa kali nonton juga, tapi mereka dalam rangka ngamen siang-siang. Biasanya mereka pilih tempat yang banyak pengunjungnya untuk show.

    • Katanya untuk ngerayain hari kemerdekaan mas. 3 hari 3 malam sih katanya, tapi aku nonton malam kedua. Memang waktu itu aku sempet bingung juga sih, lama terus kesurupannya banyak lagi yg kena. Misal kalau sekaligus mungkin aku takut, tapi ini macam ditiming. Hehe.

  3. jaranan itu maksudnya jarang kepang ya? klo ditempat saya dulu waktu kecil sebutnya jarang kepang..atau kuda kepang…dulu sering nonton krn wilayah saya dulu diperkampungan jadi banyak kelompok2 yang buat kelompok jarang kepang..nonton mereka lagi latihan ataupun tontonan yang dipertujukkan… dan itu kykya beneran ya, soalnya lihat mata kepala sendiri mereka makan beling (kaca) dan kejang-kejang..dan bunyi musiknya seram diikuti dengan bau menyan..tapi entahlah… hehehe yg jelas dulu sangat takut nontonya…trauma, disamping ternyata penontonya malah kumat kejang,suara berubah kyk kesurupan dan makan beling…

    • Sepertinya sama, di tempat saya orang lebih gampang menamainya jaranan. Kalau kesenian berbau magis dari dulu aku udah sering lihat, tapi jaranan belum pernah. Bedanya dengan Barong Bali, yang kesurupannya itu benar2 seram dan nakutin, apalagi leaknya. Bisa ikutan nangis karena takut. 😀

    • Ga tau mbak, habisnya aku juga ga yakin. Biasanya kan ada aja orang dibayar buat pura2 kesurupan biar acaranya seru gitu. Aneh gitu geh, tiap musiknya berubah kok tiba2 ada aja yg kesurupan kayak di timing. Yaa mungkin supaya orang penasaran trus nonton terus.

Tinggalkan komentar